Powered By Blogger

Jumat, 04 Desember 2009

Masyarakat Perkotaan

Sepuluh, Mengangkat Fenomena Sosial Masyarakat Perkotaan
suarasurabaya.net| Lewat mata kamera, HENRY RIYADI (19) sutradara termuda di Indonesia, merangkai kisah pergulatan hidup YANTI (diperankan RACHEL MARYAM) buruh cuci di perkampungan kumuh Jakarta. Tidak hanya itu, film yang berangkat dari kisah nyata perjuangan MONGKI anak jalanan Jakarta, juga merangkai kehidupan THOMAS –mantan pacar YANTI(diperankan ARI WIBOWO) yang ingin menjalin hubungan erat dengan anaknya.

Ketiga lakon yang ditangkap kamera tersebut, ditampilkan dalam sebuah drama yang bertutur fenomena sosial yang ada di lingkungan sekitar kita. Maraknya perdagangan anak di bawah umur, penculikan dan perdagangan anak yang disinyalir menjadi mata rantai dari penjualan organ tubuh.

“Sepuluh” film perdana anak konglomerat JAMES RIYADI menyuarakan hidup memang tidaklah sempurna, tidak pernah mendapat nilai 10. Namun dengan ketidaksempurnaan itulah, HENRY mengakhiri film ini dengan pengorbanan YANTI untuk mendonorkan jantung buat MONGKI (anak YANTI) dan DAVID (anak THOMAS) setelah bunuh diri.

Tentang filmnya ini, HENRY mengatakan, lewat kamera terasa lebih mudah untuk mengkomunikasikan ke masyarakat soal kaum marjinal. Maknanya lebih mudah dipahami.

Apalagi film ini ditulis dengan cara melihat sendiri bagaimana perjuangan anak-anak jalanan Jakarta. “Bahkan waktu terjadi tsunami, saya melihat langsung penderitaan anak-anak. Jadi sebenarnya film ini tidak sekadar menghibur tapi ada visi yang saya sampaikan yakni bagaimana kasih sayang, rasa cinta itu bisa diungkapkan dengan beragam cara meski kehidupan ini tidak sempurna,”papar HENRY pada suarasurabaya.net, saat premier film “Sepuluh” di Tunjungan 21, Senin (02/02) malam.

Memilih tema sosial, kata HENRY, bukan mengikuti tren film nasional yang sudah ada seperti “Laskar Pelangi”. Justru ini dilakukan sebagai pelengkap dari film-film nasional sebelumnya.

Pasalnya, skenario filmnya ditulis sekitar 1-2 tahun lalu. Dan baru terselesaikan saat ini. ”Namun saya tidak ingin berhenti sampai di sini. Saya akan terus membuat film Indonesia,”tukas mahasiswa sinematografi semester IV di sebuah universitas di AS.

Sementara itu, ALIM MARKUS CEO Maspion Group yang menyempatkan diri hadir di premier film ini menilai keberanian HENRY meramaikan industri film nasional. Dia berharap kiprah HENRY semakin memajukan kualitas industri film nasional.

Selain dihadiri ALIM MARKUS, beberapa pengusaha Jawa Timur tampak terlihat mendampingi JAMES RIYADI. Termasuk SETIA PURWAKA Penjabat Gubernur Jawa Timur yang mengaku selama 10 tahun belum pernah masuk studio film.

”Karena ditelepon Pak JAMES dan minta menonton film produksi anaknya, ya penasaran. Tapi melihat tema yang diangkat, ini bisa dijadikan ide bagaiamana mengatasi kemiskinan dan anak-anak jalanan. Mudah-mudahan film ini menjadi solusi bagi masyarakat kita,”tukas SETIA. (tin)

Teks foto :
1. HENRY (kiri) dan JOHANNES TONG produser yang menargetkan film ini ditonton 1,5 juta hingga 2 juta orang
2. Sosok MONGKI dan DARIUS anak jalanan Jakarta yang dieksplorasi dalam rangkaian film ”Sepuluh”
Foto : TITIN suarasurabaya.net, Istimewa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah mengikuti blog ini.